Senin, 05 Oktober 2015

GURU YANG MENGINSPIRASI ANAK DIDIK MEMBERIKAN MOTIVASI SEPANJANG PROSES KEHIDUPANNYA

GURU YANG MENGINSPIRASI  ANAK DIDIK MEMBERIKAN MOTIVASI SEPANJANG PROSES KEHIDUPANNYA

“Ketika kesempatan setahun mengajar di kelas bisa menginspirasi  dan memotivasi anak didik sepanjang perjalanan hidupnya meraih cita-cita, maka peran guru menjadi teramat mulia, berharga, dan terus berpendar dalam kehidupan”

Oleh :
Hj. Darlina Kartika Rini, SP, M.Si
Dosen STIT-SIFA, Bogor

Pendidikan adalah suatu kegiatan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang berguna bagi anak didik, bagi masyarakat dan bagi lingkungan di sekitarnya. Pendidikan terbagi menjadi beberapa periode perkembangan, dimana masing-masing periode perkembangan memerlukan penanganan yang berbeda sesuai dengan usia anak didik dan kondisi lingkungannya. Setiap periode pendidikan memerlukan peran serta pendidik yang mempunyai kemampuan berbeda-beda sesuai dengan periode perkembangan anak didik. Kesinambungan pembelajaran yang berkualitas menentukan kualitas anak didik. Bahkan di dunia pendidikan tinggi dilakukan penilaian untuk menentukan urutan rangking kualitas pendidikan tinggi yang dilakukan secara berkala di seluruh dunia untuk mencapai “World Class Universities”, dengan tujuan memperbaiki kualitas lembaga pendidikan tinggi, sehingga lembaga pendidikan akan terus berpacu memperbaiki diri. Artinya pendidikan berkualitas diyakini akan menghasilkan anak didik yang berkualitas. 
Jika kita membaca biografi tokoh terkenal atau mendengar cerita kesuksesan tokoh tersebut, biasanya selalu terselip cerita tentang guru yang sangat menginspirasinya walaupun hanya karena sedikit kata pujian yang diberikan guru kepada dirinya di masa sekolah dulu. Maka selain kualitas lembaga pendidikan, peran guru merupakan bagian terpenting yang menentukan keberhasilan pendidikan. Pendidikan Indonesia dengan segenap kelebihan dan kekurangannya setidaknya harus tetap mengutamakan unsur keindonesiaan dengan terus mengembangkan teknologi dan mengadaptasi gejolak globalisasi.
Konsep pendidikan adalah suatu kegiatan ilmiah yang merupakan bagian dari mengaktifkan dan memaksimalkan fungsi otak, sehingga menjadi manusia yang seimbang dan berkualitas. Area terpenting otak yang perlu dipahami dalam mengenali kekuatan otak adalah serebrum atau yang sering disebut 'otak kiri dan kanan'. Serebrum membagi tugas ke dalam dua kategori utama yaitu tugas otak kanan dan otak kiri. Tugas bagian otak kanan antara lain musik, seni, kesadaran ruang, imajinasi, imajinasi, warna, dan dimensi. Tugas bagian otak kiri antara lain mengolah kata-kata, logika, angka, urutan, daftar dan analisis. Bidang yang dipengaruhi oleh kegiatan belahan otak kiri adalah bidang intelektual, akademik, ilmiah dan bisnis. Belahan otak kanan meliputi fungsi seni, kreatif, imajinatif dan naluriah.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kekuatan dan kelemahan yang berkelanjutan dari keterampilan setiap orang lebih merupakan fungsi kebiasaan bukan dari desain dasar otak. Bila seseorang memiliki kelemahan pada area tertentu, kemudian dilatih maka keterampilan dan kekuatan orang tersebut di area-area lain ikut menguat. Misalnya A lemah dalam keterampilan menggambar dilatih menggambar dan melukis, maka kemampuan akademisnya akan meningkat secara keseluruhan, terutama pada bidang-bidang seperti geometri dimana persepsi dan imajinasi berperan penting. Contoh lain adalah keterampilan yang dimiliki otak kanan yaitu berimajinasi atau melamun memberi istirahat yang sangat diperlukan kepada bagian-bagian otak yang melakukan pekerjaan analitis, melatih pemikiran kreatif, imajinatif dan memberi kita kesempatan untuk berkarya, mencipta, memecahkan masalah, menghasilkan ide dan mencapai tujuan. Bila hanya mengandalkan salah satu sisi otak dan melalaikan sisi lainnya, maka akan mengurangi potensi keseluruhan otak secara drastis. (kutipan dari "Buku Pintar MIND MAP" by Tony Buzan). Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi. Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
Berdasarkan pada hakekat penting pendidikan tersebut, maka dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi anak didik. Bahwa pendidikan harus meliputi Intelejensia, kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritual. Peran guru adalah sebagai motivator dan fasilitator dalam proses pendidikan anak didik. Pertama, memberikan materi untuk pengembangan pengetahuan dan memaksimalkan peran otak kanan sehingga Intelijensia terasah.  Kedua, melatih kemandirian dan sosialisasi untuk pengembangan otak kiri sehingga kecerdasan emosional berkembang. Ketiga, memberi kasih sayang untuk pemenuhan jiwa menuju peningkatan kecerdasan Spiritual. 
Peran guru secara khusus adalah mengambil peran sebagai pemimpin anak didik dalam proses pembelajaran. Ketika guru sudah memiliki otoritas di kelas dan memiliki pengaruh besar bagi anak didik, maka usaha selanjutnya akan lebih mudah dilakukan.  Tahap pertama, bagian terpenting proses pembelajaran yang harus dilakukan adalah mengembangkan kemampuan anak didik untuk memaksimalkan fungsi indera, menulis, membaca, mendengar, mengerjakan, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Tahap kedua, pada proses selanjutnya guru berperan memotivasi, menjaga konsistensi semangat anak didik, memberikan pengarahan, menekankan kerjasama kelompok belajar, membantu menentukan cita-cita dan target pencapaian, memberikan wawasan berpikir luas dan meningkatkan upaya anak didik dalam pencapaian target. Ketika kedua tahap telah dapat dilakukan dengan baik maka harus memasuki tahap berikutnya, tahap ketiga, yaitu mengasah kecerdasan spiritual anak didik melalui pemenuhan kasih sayang, perhatian dan pengembangan karakter anak didik.
Guru harus mampu menginspirasi dengan kekuatan karakter positif yang dimiliki oleh guru. Guru tidak akan memberikan peran maksimal ketika guru tidak mengenal dirinya sendiri, tidak mampu mentransfer karakter positifnya dan belum mampu menginspirasi anak didik. Ketika guru memberikan yang terbaik dari dirinya untuk anak  didik, maka anak didik akan terinspirasi seumur hidupnya, merasakan energi positif yang berpendar dari gurunya, dan tak terlupakan sepanjang perjalanan hidupnya meraih cita-cita. Maka fungsi guru akan sempurna sesuai hakikatnya.  Ketika anak didik suatu saat meraih kesuksesannya, maka akan disampaikannya pada siapa saja, bahwa dia memiliki guru yang menginspirasinya, meneladaninya, dan mampu menumbuhkan motivasinya sepanjang perjuangannya meraih cita-citanya.


SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar